Lapas Pati Panen Ikan Lele Ratusan Kilo Lele

INLINK, Pati | Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pati, berhasil panen ratusan kilo ikan lele siap konsumsi dari kolam hasil budidaya pembesaran ikan lele di kolam Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) yang berada dilingkungan Gedung Lapas Pati Kelas IIB, Jum’at 19 Juli 2024.

Kepala Lapas kelas IIB Pati Febie Dwi Hartanto, saat dihubungi Jurnalis Khanza Haryati memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap budidaya pembesaran ikan lele di Lapas kelas IIB Pati dan berharap program Sarana Asimilasi Dan Edukasi (SAE) tetap berjalan baik dari 3 tahun dan kedepannya lebih meningkat lagi.

“Alhamdulillah sudah berjalan tiga tahun, tujuannya untuk melatih WBP dan memberikan skill kemampuan kemandirian bagi WBP, dan Alhamdulillah kemarin panen ratusan kilo lele dengan ukuran 8-10 ekor/kilo. Ini merupakan kerjakeras dan kesungguhan dari kita semua, untuk menunjukan walaupun di Lapas Warga Binaan tetap produktif, “ujar Kalapas Pati melalui sambungan WA.

Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas IIB Pati, Mu’alim yang mendampingi awak media di Lapas saat kunjungan Kamis, 18 Juli 2024 kemarin menyampaikan bahwa ” kegiatan ini merupakan salah satu dari beberapa program yang ada di Lapas kelas IIB Pati. Selain budidaya Lele juga ada produksi paving blok, produksi roti, kopi, dinsum, sempolan dan bakso dengan merk “BAKSO BOEI “.

“Untuk budidaya lele ini awalnya ide dari napi yang sekarang sudah keluar, bahkan yang bersangkutan sukses menjalankan bisnis budidaya lele di rumahnya setelah selesai menjalani masa hukumannya di lapas Pati ini, namun waktu itu masih banyak sekali kendala, maklum ya, masih belajar masih butuh proses untuk terus menggali ilmu bagaimana cara budidaya lele yang baik, “ungkap Mu’alim.

Berjalannya waktu, Mu’alim meneruskan kami menemukan pakan lele yang terbaik dan dapat panen dalam waktu 3 bulan, kami pakai usus ayam, yang kami pesan melalui tempat pemotongan ayam. Tiap 2 hari sekali sudah jadi langganan, jadi kami tinggal ambil, kemudian usus itu di rebus, kemudian di giling, kalo untuk lele yang sudah 2 bulan, tidak perlu di giling lagi. Jadi ini cara terbaik untuk budidaya lele agar cepat panen, sebelumnya kami belom tau, kami masih pakai pelet, tapi tidak maksimal “.

Mu’alim mengungkap untuk budidaya lele ini, tidak semua napi bisa atau sanggup mengelola, dan dari kami pun ada kriteria tersendiri, khusus bagi napi yang akan selesai menjalani masa tahanan itupun bukan napi dari kasus berat seperti narkoba dan lain sebagainya. Dan untuk hasil panennya diberikan kepada warga binaan yang terlibat budidaya, sisanya untuk modal membeli pakan dan bibit lagi. Hal ini dapat menjadikan stimulus bagi WBP untuk bekerja lebih giat dan menambah penghasilan napi, “pungkas Mu’alim

Lapas Kelas IIB Pati kedepannya akan lebih fokus lagi dalam budidaya ini, supaya dapat lebih berkembang lagi dan diupayakan menjadi produk unggulan dari kegiatan pembinaan narapidana.

Pos terkait