INLINK, Kudus, Polda Jawa Tengah, menggelar kegiatan Forum Group Discussion (FGD) dengan mengangkat tema “Peran Mahasiswa dalam Demokrasi Bangsa”, yang berlangsung di Hall Hotel @Hom Kudus, Senin (20/10) kemarin siang.
Kegiatan yang diinisiasi Polres Kudus ini dihadiri oleh para pimpinan organisasi mahasiswa dari kelompok Cipayung Plus dan BEM se-Kabupaten Kudus, antara lain PMII Kudus, HMI Kudus, GMNI Kudus, IMM Kudus, BEM UMK, BEM UMKU, DEMA UIN Sunan Kudus, serta BEM ITEKES Kudus.
Dalam sambutannya, Kapolres Kudus AKBP Heru Dwi Purnomo mengatakan bahwa mahasiswa memiliki peran penting sebagai penjaga moral dan penggerak perubahan dalam perjalanan demokrasi Indonesia.
“Mahasiswa adalah kekuatan moral yang selalu hadir di setiap babak sejarah bangsa ini. Mahasiswa bukan hanya pengkritik, tetapi juga pengawal nurani rakyat. Demokrasi tidak akan berjalan sehat tanpa kehadiran mahasiswa yang cerdas, kritis, dan berintegritas,” kata AKBP Heru.
Kapolres menambahkan, di tengah derasnya arus informasi dan dinamika politik yang semakin kompleks, mahasiswa diharapkan mampu menjadi pendingin suasana dan pelurus arah berpikir masyarakat.
“Di era digital ini, informasi datang sangat cepat dan tidak semuanya benar. Di sinilah peran mahasiswa dibutuhkan menjadi penyejuk dan menjadi solusi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kapolres menekankan pentingnya sinergi antara Polri dan Mahasiswa dalam menjaga stabilitas keamanan dan menguatkan wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda.
“Polres Kudus selalu membuka ruang dialog bagi mahasiswa. Kita ingin tumbuh bersama dalam semangat menjaga keutuhan bangsa. Mahasiswa adalah mitra strategis kami dalam menjaga kamtibmas dan membangun demokrasi yang bermartabat,” ungkapnya.
Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Kudus, Eka Rizqiana, menyampaikan bahwa mahasiswa memiliki dua peran fundamental dalam demokrasi, yakni sebagai agent of change dan social control.
“Sebagai agent of change, mahasiswa dituntut untuk membawa gagasan baru, berpikir kritis, dan berani menyuarakan kebenaran demi kemajuan bangsa. Sedangkan sebagai social control, mahasiswa harus berperan aktif mengawasi kebijakan publik agar tetap berpihak kepada rakyat,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kampus merupakan ruang belajar demokrasi yang sesungguhnya. “Kampus adalah tempat kita belajar berbeda pendapat dengan santun, berpikir dengan jernih, dan bertindak dengan tanggung jawab. Merdeka berarti berani berpikir kritis, tetapi tetap menjunjung etika dan kebenaran,” imbuh Eka.
Sementara itu, Ketua PMII Kudus, Medan Wijaya, menyampaikan apresiasi kepada Polres Kudus yang telah menjadi mitra strategis mahasiswa dalam membangun komunikasi yang sehat.
“Kami berterima kasih kepada Kapolres Kudus yang telah menjadi bapak asuh bagi mahasiswa. FGD ini menjadi wadah positif untuk mempertemukan berbagai pandangan dan memperkuat semangat kolaborasi antara aparat keamanan dan generasi muda,” tutur Medan.
Menurutnya, mahasiswa tidak boleh hanya berhenti pada tataran kritik, namun juga harus menjadi bagian dari solusi bangsa.
“Demokrasi yang berkualitas adalah tanggung jawab bersama. Mahasiswa, aparat, dan masyarakat harus bersinergi memperkuat nilai keadilan dan moralitas agar demokrasi tidak kehilangan arah perjuangannya,” pungkasnya.
Melalui kegiatan FGD ini, Polres Kudus berkomitmen terus menjalin kemitraan strategis dengan dunia kampus sebagai upaya membangun generasi muda yang cerdas, kritis, dan berkarakter dalam menjaga demokrasi serta stabilitas kamtibmas di wilayah Kabupaten Kudus.