INLINK, Jakarta | Dengan mengangkat tema Pesona Ekdeduwisata dalam Pengelolaan Das di wilayah urban, Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) bersama Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta gelar Sarasehan Seri II Pengelolaan Das di wilayah Provinsi DKI Jakarta, bertempat di Pusat Gerakan Ciliwung Bersih, Jl. Penjernihan I, Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang,Jakarta Pusat,Selasa,(27/06/2023).
Indonesia memiliki sejumlah sungai yang menjadi sumber penghidupan manusia,untuk itu sungai harus dijaga secara konsisten sehingga kebutuhan hidup masyarakat melalui kehadiran sungai dapat terpenuhi.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkuhan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah daerah aliran sungai (DAS) yang mengalami kondisi kritis terus meningkat. Pada tahun 1984 terdapat 22 DAS, kemudian meningkat menjadi 39 pada tahun 1992. Selanjutnya pada tahun 1998 sebanyak 62 DAS mengalami kritis dan tahun 2020 mencapai 108 DAS.
Hal ini tentunya dapat memicu potensi bencana seperti banjir ketika hujan lebat, tanah longsor, erosi hingga kekeringan pada musim kemarau jika sungai tidak dikelola dengan baik.
Guna mengembalikan dan memperkuat sungai sebagai sumber peradaban bangsa, dibutuhkan aksi kolektif yang melibatkan kolaborasi dan konektifitas antar sektor dan adaptasi melalui edukasi dan pengetahuan.
Adapun gerakan pelestarian sungai telah dilakukan oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Kegiatan sarasehan turut menghadirkan berbagai penggerak komunitas sungai untuk berbagi pengalaman serta praktik baik pengelolaan sungai yang dapat direplikasi.
Dalam Saresahan yang digelar tersebut tampak hadir Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta Bayu Meghantara yang sekaligus membuka acara Sarasehan tersebut. Sedangkan sebagai narasumber Ketua Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) Ir.Peni Susanti, DR. Silver Hutabarat Ketua Forum DAS Nasional dan DR. Hadi Saputra Ketua Masyarakat Peduli Pariwisata Indonesia.
Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Bayu Meghantara,
saat di minta statemennya terkait dilaksanakan sarasehan seri II Pengelolaan DAS di wilayah Provinsi DKI Jakarta mengatakan.
“Ya Alhamdulillah ini bagian dari ikhtiar kita,ini Forum komunikasi kita yang diskusinya melibatkan tokoh tokoh maksudnya bahkan penggerak penggiat lingkungan di masyarakat kita, Kita punya keinginan yang sama dengan masyarakat di DKI Jakarta kita bisa merawat DAS ini, Maka saya tadi sampaikan ada praktek praktek baik di tempat yang lain, Kita juga perlu melihat bagaimana penyelenggaraan Kontes DAS di Tempat lain.”jelasnya.
Sedangkan Ir.Peni Susanti Ketua Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) menjelaskan tentang Forum DAS DKI Jakarta.
“Jadi ini sebenarnya Forum DAS (Daerah Aliran Sungai) di DKI Jakarta belum terbentuk Forum jadi dari nasional satu satunya DKI yang belum terbentuk, jadi kegiatannya sambil berjalan extrakultur yang dilakukan disini, DKI ini ada 13 Sungai, jadi mencakup 13 sungai termasuk Ciliwung dan memang kebetulan Ciliwung itu sudah suatu perkumpulan yang membawahi kolaborasi dengan stakeholder jadi kita disini menjadi tempat untuk rumah bersama, Jadi kita bertukar pikiran tentang sungai sungai ada pesertanya dari sungai Krukut, Sunter, dari Pesanggrahan dan sebagainya. Jadi intinya adalah bagaimana ada tokoh masyarakat yang datang dan juga pakarnya yang datang untuk membicarakan DAS ini.Karena sungai ciliwung sudah kwalitasnya membaik setelah 31 tahun, nah kalau ini menjadi salah satu dan di gerakan Ciliwung bersih ini bisa menjadi tempat Edi center, Jadi orang bisa liat sungai itu banyaknya sampah dan sampah di olah menjadi bracket atau pelet yang menjadikan listrik, yang jadi berguna untuk kebutuhan masyarakat menjadi sirkular ekonomi.”jelasnya.
Ir.Peni Susanti juga mengatakan, “Tidak hanya kegiatan membersihkan, tapi juga sesuatu yang menghasilkan uang. Jadi harapannya akan terbentuknya Forum DAS ini, Jadi ini kan masih terbatas lebih banyak yang Ciliwung hanya satu yang dari perwakilan sungai krukut, sungai Pesanggrahan, nanti dengan adanya terbentuk DAS lebih banyak lagi jadi 13 sungai itu ikut memberikan kegiatan segala macam.”ujarnya.
DR. Hadi Saputra Ketua Masyarakat Peduli Pariwisata Indonesia, “Ini sebenarnya kan bukan kegiatan pertama tapi mudah mudahan ada kegiatan seperti ini lagi kita ujungnya sama sama punya kesepakatan bersama bahwa ciliwung ini memang kaya dan harus kita lestarikan bersama, Dan saya cuma berharap kalau selama ini antara para pengusaha antara birokrat itu belum ada sambung silaturahmi dan pandangannya sama terhadap ciliwung sekarang sedikit demi sedikit sudah mulai tapi ya jangan lama lama di percepat lagi jadi sering sering di adakan seperti ini. Kalau di masyarakat wisata Indonesia sebenernya tidak ada masalah, jangankan ciliwung yang seperti ini yang sudah mulai bersih, sungai gangga aja di India yang ratusan ribu macam bakteri dan berjuta kumannya banyak yang beredam. Jadi kita mau jual apa dulu ini mau dijual kotornya ciliwung juga bisa, Tapi kita kan tidak pengennya seperti itu kita pengen menjual sesuatu yang memang layak di jual sebagai destinasi wisata terutama syariat.”pungkasnya.