March 25, 2023 Jakarta
Dark Light

Inlink

Inlink > Nasional > JAKI Ungkap Perlu Adanya Fraksi Rakyat, Menyorot Ketidak Percayaan  Masyarakat Terhadap Partai

JAKI Ungkap Perlu Adanya Fraksi Rakyat, Menyorot Ketidak Percayaan  Masyarakat Terhadap Partai

INLINK, Jakarta | Kepercayaan publik terhadap partai politik dinilai mengalami pasang-surut sejak 9 tahun terakhir.

Penurunan kepercayaan masyarakat tersebut dipicu berbagai hal diantaranya kasus korupsi serta kurangnya perhatian partai-partai terhadap rakyat.

Data Lembaga Survei Indonesia menyebut kepercayaan publik terhadap partai politik berada di titik terendah yakni 53 persen.

Yudi Syamhudi Suyuti, Koordinator Eksekutif Jaringan Aktivis Kemanusiaan Internasional (JAKI) mengatakan pentingnya didirikan fraksi rakyat untuk memperjuangkan hak rakyat secara independen di DPR.

“Nantinya fraksi rakyat diharapkan dapat terlibat dalam seluruh keputusan strategis,” ujarnya seperti dikutip dalam dialog Indonesia Forward CNN TV: Fraksi Rakyat, Arus Baru Lawan Parpol, pekan ini.

Dia mengatakan partai politik saat ini semakin hari semakin tidak menyerap aspirasi rakyat. Padahal, kata dia, di era reformasi ini, untuk melengkapi demokrasi membutuhkan satu partisipasi warga yang perlu dilembagakan.

Menurutnya, kekuatan demokrasi itu idealnya terdapat beberapa komponen antara lain kekuatan legislatif, eksekutif, yudikatif, media massa.

“Tetapi sesuai dengan perkembangan zaman, akhirnya kita membutuhkan yang namanya kekuatan rakyat itu sendiri. Ini pernah terjadi saat di mana para founding fathers membangun demokrasi di Indonesia saat itu melalui golongan-golongan,” paparnya.

Hartsa Mashirul, Direktur Indonesian Club menuturkan berdasarkan survey, kepercayaan masyarakat terhadap partai politik di Indonesia hanya mencapai 54 persen-58 persen.

“Masalahnya, yang sekitar 40 persen ini mau dibawa ke mana. Apalagi pada 2024 akan ada pemilu, apakah rakyat dibiarkan menjadi golput?” ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, perlu adanya saluran aspirasi masyarakat seperti yang pernah dilakukan oleh para pendahulu bangsa yakni Soekarno utusan-utusan golongan.

“Sayangnya, ketika memasuki reformasi justru utusan-utusan ini malah dihilangkan, sedangkan saat ini masyarakat sudah menurun sekali kepercayaan terhadap partai” paparnya.

Hartsa menambahkan pihaknya saat mulai berkomunikasi dengan beberapa organisasi secara tertutup maupun secara terbuka.

Proses komunikasi tersebut membicarakan perlunya dibentuk sebuah badan tertentu sebagai wadah aspirasi warga yang bisa ikut menentukan nasib bangsa dan negara ke depan.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.