INLINK, KOTA MAGELANG – Museum Mosvia yang terletak di depan Mako Polres Magelang Kota diresmikan oleh Kapolres Magelang Kota Polda Jateng AKBP Herlina, S.I.K., M.H. Peresmian tersebut ditandai dengan pemotongan roncean bunga dan penandatanganan prasasti, Sabtu (29/06/2014).
Hadir dalam acara tersebut Wakapolres Magelang Kota Kompol Budiyuwono Fajar Wisnugroho, S.I.P., M.H. bersama Pejabat Utama. Sejumlah pejabat dari beberapa museum di Magelang, antara lain dari Museum Abdul Djalil Akmil, Museum Bumi Putera, Museum BPK, dan Museum OHD Dr. Oei Hong Djien, dan juga PJU Polres Magelang Kota.
Hadir pula tokoh permuseuman Antony Tumimomor dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Imam Baihaqi, Dewan Kesenian Kota Magelang Muhammad Nafi, dan Ketua Komunitas Kota Toea Magelang, Bagus Priyana.
Dalam sambutannya, Kapolres Magelang mengatakan pembangunan Museum Mosvia merupakan ide dan gagasan dari Polres Magelang Kota. Yaitu dengan mengalihfungsikan Markas Komando (Mako) Polres lama menjadi sebuah museum yang dapat memberikan literasi dan edukasi sejarah kepada masyarakat.
“Yaitu perkembangan sejarah Kota Magelang, perkembangan sejarah Kepolisian khususnya Polres Magelang Kota. Serta mengenai bangunan Museum Mosvia, yang dahulu digunakan sebagai Sekolah Pendidikan Pegawai Bumiputera atau Middlebare Opleiding School voor Inlandsche Ambternaren (MOSVIA),” terang AKBP Herlina.
Lebih lanjut Kapolres Magelang Kota menjelaskan bahwa Museum Mosvia memiliki visi “Menjadi ruang jelajah dan pembelajaran akan warisan budaya dan sejarah serta pembangunan karakter berbudaya.
“Misinya, mewujudkan pengelolaan koleksi dan bangunan bersejarah yang berkelanjutan. Mewujudkan ruang ekspresi dan mudah diakses masyarakat. Serta menjadi sarana pembelajaran dan refleksi sejarah,” jelas AKBP Herlina.
Diketahui, selain literasi sejarah, Museum Mosvia juga menyajikan berbagai koleksi atau artefak sejarah yang memiliki nilai dan kisah sejarah dalam perkembangan pemanfaatan bangunan tersebut. Museum Mosvia memiliki empat ruangan, yaitu Ruang Politie, Ruang Ambternaren, Ruang Tuin Van Java, dan Ruang Onderwijs, yang menjelaskan masing-masing masa.
Selajutnya, Ketua Komunitas Kota Toea Magelang, Bagus Priyana menjelaskan kepada tamu undangan mengenai ruang dan koleksi museum. Antara lain dijelaskan bangunan Museum Mosvia dengan gaya arsitektur khas Belanda ini merupakan peninggalan bekas sekolah pada saat pemerintahan Hindia Belanda di Kota Magelang.
“Bangunan ini dibangun pada 12 Mei 1874 dan mulai difungsikan pada tahun 1875. Bangunan ini ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) Kota Magelang, dan terawat sampai saat ini,” ujar pria yang sering disapa ‘Gubernur Kota Toea’ ini.
Diterangkan Bagus, pada masa kolonial, bangunan museum ini merupakan sekolah Hoofden School atau Principal School, yaitu “sekolah para raja”. Kemudian pada tahun 1900 mengalami reorganisasi dan diberi nama baru OSVIA (Opleiding School voor Inlandsche Ambternaren).
“Namun seiring perkembangan zaman, pada tahun 1927 seluruh cabang OSVIA di Hindia Belanda digabungkan menjadi MOSVIA (Middlebare Opleiding School voor Inlandsche Ambternaren) yang berpusat di Magelang,” terang Bagus.
Berdasarkan penelusuran, beberapa Pahlawan Nasional dan Tokoh Nasional Indonesia pernah mengenyam pendidikan di sekolah ini. Seperti HOS Tjokroaminoto, Halim Perdanakusuma, Oerip Sumohardjo, Soetardjo Hadikoesoemo, dan Supriyadi. Juga Danusugondo (Bupati Malang ke-5), Said Prawirosastro (Bupati Magelang ke-6), Selo Soemardjan, dan lainnya.