MAMASA,inlink.id
Keseriusan Kementerian Sosial dalam mengobati Lanjut Usia (lansia) yang menderita penyakit katarak menuai pujian dari Pemerintah Kabupaten Mamasa.
Berdasarkan data dari Direktorat Rehabilitasi Sosial, kegiatan operasi katarak gratis yang diselenggarakan di Kabupaten Mamasa diikuti oleh 229 penerima manfaat yang akan dioperasi di tanggal 23-24 September 2024 di RSUD Kondosapata.
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Supomo, menurutnya, operasi katarak menjadi upaya penyembuhan agar lansia tidak menjadi beban bagi sekitarnya dikarenakan gangguan pengelihatan. Selain itu, operasi ini didukung penuh oleh Persatuan Dokter Mata Indonesia disertai alat-alat canggih untuk mengurangi rasa sakit dan mempersingkat proses operasi.
“Ini adalah kegiatan yang kesekian kali kita lakukan. Operasi katarak dianggap penting, karena kalau tidak bisa melihat menjadi beban gak bisa hidup mandiri. Alhamdulillah kita gunakan teknologi paling _update_ dan membawa dokter spesialis mata terbaik dari makassar untuk melayani masyarakat Mamasa. Tidak sakit, inshallah tidak ada yang gagal, dan dalam waktu singkat mereka bisa kembali beraktivitas.”, tegas Supomo.
Hal senada juga disampaikan dihadapan media, Penjabat (PJ) Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Sosial paska meninjau proses operasi yang tengah berlangsung. “Saya kira ini bantuan terbesar yang diterima di warga Mamasa. Biayanya besar sekali. Tadi saya lihat, jika tidak dibantu, 1 orang yang operasi katarak harus mengeluarkan minimal 8 juta perorang. Tapi di bakti sosial ini, semua gratis. Bahkan alatnya, dokternya, didatangkan dari Jakarta. Terima kasih. Ini adalah bentuk kepedulian dari Pemerintah melalui Kementerian Sosial”, jelas Bahtiar.
Paska meninjau operasi katarak, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Supomo, Pj. Gubernur Sulawesi Barat Bahtiar Baharuddin dan Pj. Bupati Mamasa mengantarkan Langi Bamba (58), ODGJ yang menerima bebas pasung untuk dibawa ke Polowali Mandar menggunakan ambulan, agar dapat diberikan penanganan tuntas dan upaya penyembuhannya.
Putra Langi Bamba Bekti (30) tak menyangka keluarganya mendapatkan perhatian dari pemerintah. Ia merasa bersyukur Kemensos memberikan bantuan kepada keluarganya. “Saya merasa bangga pemerintah beri perhatian. Terimakasih banyak,” ujarnya.