INLINK.ID, Jakarta | Tanggal 28 Oktober merupakan Hari Sumpah Pemuda. Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda ini belasan aktivis berkumpul di Jalan Dharmawangsa Raya, Jakarta Selatan. Acara yang juga dihadiri Rocky Gerung sekaligus mendeklarasikan Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia.
Selain Rocky Gerung, tokoh dan aktivis yang berkumpul antara lain pakar hukum tata negara Refly Harun, ekonom senior Faisal Basri, dan pemuka Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Syahganda Nainggolan.
Hadir pula Ferry Juliantono, eks anggota DPR RI Akbar Faizal, Juru Bicara Kepresidenan Era Gus Dur Adhie Massardi, aktris yang juga politisi Raslinna Rasidin, pengamat kebijakan publik Said Didu, Aktivis 98 Andrianto, beserta puluhan tokoh dan aktivis lainnya.
Pada kesempatan itu, Rocky Gerung sebagai salah satu penggagas Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia menuturkan, Indonesia tidak pernah lepas dari sejarah dengan memanfaatkan faktor historis lalu mengungkapkan keadaan per hari ini dan membayangkan apa yang akan terjadi satu, dua bulan kedepan.
“Maka dari itu perhimpunan ini mencoba untuk hadir dengan bahasa millenial, atau kita membayangkan Indonesia dengan grammer baru sambil memastikan negara ini tidak boleh dituntun oleh mereka yang pengetahuannya sebatas gorong-gorong,” kata Rocky Gerung di sela-sela acara deklarasi di kawasan Jakarta Selatan Kamis (28/10).

Pada kesempatan yang sama Syahganda Nainggolan berharap oligarki yang ada di negara ini bisa dihentikan karena sudah menjadi budaya bagi para kaum feodalisme. “Karena tidak sesuai dengan nilai pancasila utamanya sila kelima,” ujarnya.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AA LaNyalla Mahmud Mattalitti melalui suratnya yang dilayangkan ke Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia menyampaikan bahwa, untuk membuat bangsa ini lebih baik kedepan, yaitu memperbaiki sistem ketatanegaraan republik ini. Salah satunya adalah, kita harus berani melakukan koreksi atas sistem ekonomi kita.
“Karena itu bagi DPD RI, rencana Amandemen konstitusi perubahan ke-5, harus menjadi momentum untuk melakukan koreksi atas arah perjalanan bangsa,” tegas LaNyalla.
Dari beberapa tokoh yang menyampaikan pendapat bahwa, yang pada hasilnya gerakan-gerakan yang dibangun dapat melawan gerakan oligarki di Negara Indonesia dengan cara yang bermartabat. (ARI)